Diampuni Untuk Mengampuni dan Melupakan

Our Impact / 5 September 2016

Kalangan Sendiri

Diampuni Untuk Mengampuni dan Melupakan

Lusiana Official Writer
8973
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. (1 Korintus 13:4-5)

Pernahkah Anda berusaha memaafkan seseorang lalu mendapati diri Anda tidak sanggup melakukannya, karena masih menyimpan kesalahan orang tersebut? Sebagai manusia yang sudah ditebus dan diampuni (forgiven), seringkali kita justru lupa untuk memaafkan (forgive) orang yang bersalah kepada kita.

Salah satunya adalah Sem. Dia menghubungi Konseling Center CBN setelah menonton tayangan CBN di televisi dan menyampaikan permasalahan yang dia alami. Sem menyimpan kekecewaan terhadap ibunya dan sulit mengampuni sampai-sampai dia ingin bunuh diri.

Kisah bermula ketika dia belum mendapatkan pekerjaan seusai lulus dari studinya. Karena banyak memikirkan hal tersebut dan hidup berjuang sendirian dalam kondisi yang kekurangan, akhirnya Sem jatuh sakit. Ketika kondisinya sedang sakit dan butuh perawatan, tidak ada satupun keluarganya yang peduli bahkan sekedar untuk menanyakan kabar dari Sem. Padahal sakit yang dialami Sem cukup serius dan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Keluarga justru sibuk dengan berbagai urusan lain, termasuk ibunya. Dalam kondisi tertekan karena belum bekerja dan tidak ada dana yang cukup untuk membiayai pengobatan, Sem menjadi putus harapan. Kekecewaan Sem semakin dalam, hingga dia ingin bunuh diri.

Beruntung dia kemudian menghubungi tim Konseling Center CBN setelah tidak sengaja menonton tayangan CBN di televisi. Dengan bimbingan dari tim Konselor, perlahan-lahan Sem mulai dapat mengatasi kekecewaan terhadap keluarganya. Bersama tim Konseling Center CBN, dia berdoa untuk keluarganya agar dipulihkan dan lebih memiliki kasih dalam keluarga. Sem yang awalnya kecewa dan menyimpan amarah kepada keluarga, kini ia mau memaafkan dan mengampuni khususnya sang ibu. Bagi Sem, bagaimanapun orang tua tetaplah orang tua yang harus dihormati. Hal ini menunjukan bahwa begitu pentingnya kehadiran keluarga bagi setiap manusia.

Beberapa bulan setelah Sem pulih dari sakit, dia terus berdoa. Tiba-tiba keluarganya menghubungi dan meminta maaf  kepada Sem. Sebuah pemulihan dalam keluarga terjadi. Sem kini sudah berkumpul kembali bersama keluarganya., bahkan memulai usaha untuk membangun ekonomi keluarga bersama-sama.

Memaafkan dengan tulus dimulai dengan menghapus kekecewaan. Mari belajar bersama untuk mengampuni dan melupakan. Kasih anugrah Tuhan akan memampukan kita melakukannya. Bersama CBN, Anda dapat menyebarluaskan kasih Tuhan dan menolong orang-orang yang masih menyimpan kekecewaan dengan menjadi Mitra CBN. Isi lengkap form online di bawah artikel atau kirimkan SMS ke nomor 081.5965.5960, ketik JC # Nama Lengkap # Email. Bingkisan eksklusif dari CBN akan dikirim untuk Anda yang pertama kali menjadi Mitra CBN.
Halaman :
1

Ikuti Kami